Mengalir-lah bersamanya
===================='Pandanglah jiwa sebagai pancuran, aliran kehidupanmu mengucur dari situ, semua bentuk yang engkau lihat, memiliki 'mata air tetap" di alam tak bertempat. Tidak mengapa ketika bentuk musnah, karena aslinya selalu abadi.
________________________________________________________
Semua wajah cantik yang pernah kau lihat, semua kata penuh makna yang pernah kau dengar, janganlah berduka ketika semua itu hilang, karena sesungguhnya tidaklah demikian adanya
________________________________________________________
Ketika mata air menjadi sumber tak-terhenti, cabangnya terus mengalirkan air kemana-mana, lalu.., apa yang engkau keluhkan..? apa juga yang engkau risaukan…?
________________________________________________________
Pandanglah jiwa sebagai pancuran, dan semua ciptaan ini sebagai sungai, ketika pancuran mengucur, sungai pun mengalir dari situ.
________________________________________________________
Taruhlah kesedihanmu, dan teruslah minum air sungai ini, jangan pernah pikirkan kapan surutnya, aliran ini tiada hentinya.
________________________________________________________
Dari saat pertama engkau memasuki alam wujud ini, sebuah tangga sudah ada di hadapanmu, sehingga engkau dapat menapaki tangga ini untuk naik keatasnya.
________________________________________________________
Pertama engkau adalah mineral, lalu engkau berubah menjadi tetumbuhan, kemudian engkau menjadi hewan, hal ini semua telah kau lewati dan menjadi rahasia bagimu?
________________________________________________________
Kemudian engkau menjadi insan, dengan pengetahuan, akal dan keyakinan.
________________________________________________________
Pandanglah raga ini, yang tersusun dari tanah liat kering, pandanglah bagaimana dia telah tumbuh dengan sempurna. Ketika engkau berjalan terus dari insane, tiada diragukan lagi engkau akan menjadi malaikat.
________________________________________________________
Ketika engkau telah meninggalkan bumi ini, maka kedudukanmu adalah di langit, lewatilah ke-malaikat-anmu, masukilah samudra itu.sehingga tetesanmu menjadi lautan yang tak terhingga luasnya. tinggalkanlah kata "manusia" katakanlah "Yang Maha Esa" dengan seluruh jiwamu.
Tidak menjadi soal bila raga menjadi tua, lemah dan lusuh; ketika jiwa senantiasa muda.
________________________________________________________
Surah An-Nisa, (4 : 79)
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah (faminallah),, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri (faminnafsika) . Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi."
________________________________________________________
Bila takut gelombang, mengapa berlayar …..? bila takut berkata cinta mengapa berikrar..
yakin, sebelum datang ragu, sebagaimana engkau berikrar padaNya,
________________________________________________________
sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku adalah milikMu… yaa Allah..
inilah cinta yang sesungguhnya, yang sanggup arungi gelombang kehidupan menuju pantai kedamaian.
yang tiada panas tiada pula dingin..
________________________________________________________
Perahu adalah jasadmu, layar adalah iktiarmu, kuatkan tiang layarmu. mohon padaNya kekuatan, tuk arungi lautan kehidupan ini.
________________________________________________________
Jangan… perahumu tenggelam, menabrak karang nafsumu, berupa angan-angan dalam akal khayalmu, penyesalanpun tiada arti lagi.
________________________________________________________
Yakinlah padaNya, sesungguhnya hidup dan mati ada dalam genggamannya, bersujud kening cium bumi ketulusan, senantiasa bumi memberi meski dihina dan dicaci, ibu bagi ragaku karena tanah asal daripadaNya."Innalillahi wainnaillaihi rojiun"DariMu aku berasaldariMu aku kembali
___________________
(Tuak Lombok ilahi)
Posted by 12:13:00 and have
0
komentar
, Published at
No comments:
Post a Comment